Beburung
Di ruas-ruas udara
kegelisahan
telah menjadi
paruh-paruhnya yang perkasa
Dimanakah petang, isyarat pulang?
Tanya bertanya sesama mereka,
Dan udara telah menjelmakan
ratu rantau yang mabuk
menagih tumbal dari bulu-bulu sayapnya.
Sementara rindu di cakrawala
menyala
sesekali.
Pulang adalah hasrat
Pulang adalah niat
Pulang adalah alamat
Pulang adalah hikmat
hanya
pulang yang paham
kemana sayap merentang alamat.
2013
DALAM JENDELA
-AZN-
Dia merokok
dalam jendela,
menyeberang
kaca, dan tenggelam di lautan katakata.
Dia merokok
dalam jendela,
kaca yang
gelap, di tengah jantungnya menyingkap
Dia merokok
dalam jendela,
menyublim sunyi
dari derak gerak reriuh ombak.
Dia merokok
dalam jendela,
di dadanya
tumbuh gemuruh sajak, yang hijau dan nyala.
Tasikmalaya, Mei 2013
RELUNG RENUNG
Mari bersiul. Mencium harum bau udara.
Malam menyembul,
Bungamu Yaa Malam, minta bicara
Marilah beradu pandang, mengupas dentang
denting bunyi usia:
“Dosa sudah binasa kawan,
perangperang telah membunuh keagungan doa.
Mari pikul matamu, waktu renung sudah habis.”
Indonesia 2013
KAWAN LAMA
Sudah lama kita ketemuan. Ayo bicara
Ibu purba bagi kata-kata; muasal bagi ada.
Purwakarta 00-00-0000
PELABUHAN
TERAKHIR
tak ada yang paling istiqamah
memanggilmu
selain lusinan nyamuk di kotaku yang
sakau
dengan rindu pada gelegak
darahmu yang kental dan hangat.
Kekasih, arahkan kapalmu ke kotaku
angkatlah jangkarmu, celupkan
dayungmu
tentanglah mata angin yang selalu
gigih jauh menggulung layarmu.
Ahmad Farid
Mahasiswa Semester 3 Jurusan USHULUDDIN STAI Al-Muhajirin Purwakarta
Rudy Aliruda
JEJAK JUANG
Tanah air
Tanah lahir yang merah
Air kehidupan yang jernih
Berjuta tubuh yang gugur diatas tanah tumpah darah
Telah dicatat sebagai riwayat
Diabadikan dalam sejarah
Bakti diri bagi negeri
Bangga jiwa bagi bangsa
Bumi pun menangis,memeluk jasad pahlawan yang berjasa
Tanda kasih yang nyata sepanjang masa
Hingga sampai saat ini. kita hirup udara merdeka yang segar
Tanpa rasa takut dan gentar
Tanah air
Tanah lahir yang indah
Air kehidupan yang sejuk
Berjuta anak bangsa telah tumbuh diatas bumi nusantara
Lanjutkan perjuangan
mengisi kemerdekaan
Buktikan dengan prestasi
Nyatakan dengan mahakarya
Agar terjaga jejak juang, bagi kejayaan Indonesia tercinta
JEJAK JUANG
Tanah air
Tanah lahir yang merah
Air kehidupan yang jernih
Berjuta tubuh yang gugur diatas tanah tumpah darah
Telah dicatat sebagai riwayat
Diabadikan dalam sejarah
Bakti diri bagi negeri
Bangga jiwa bagi bangsa
Bumi pun menangis,memeluk jasad pahlawan yang berjasa
Tanda kasih yang nyata sepanjang masa
Hingga sampai saat ini. kita hirup udara merdeka yang segar
Tanpa rasa takut dan gentar
Tanah air
Tanah lahir yang indah
Air kehidupan yang sejuk
Berjuta anak bangsa telah tumbuh diatas bumi nusantara
Lanjutkan perjuangan
mengisi kemerdekaan
Buktikan dengan prestasi
Nyatakan dengan mahakarya
Agar terjaga jejak juang, bagi kejayaan Indonesia tercinta
2012
Sutardji Calzoum Bachri
Sutardji Calzoum Bachri
Tanah Airmata
Tanah airmata tanah tumpah dukakumata air airmata kami
airmata tanah air kami
di sinilah kami berdiri
menyanyikan airmata kami
di balik gembur subur tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase megah gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi perih tak bisa sembunyi
ia merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun terbang
kalian kan hinggap di air mata kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian sudah terkepung
takkan bisa mengelak
takkan bisa ke mana pergi
menyerahlah pada kedalaman air mata
(1991)
Chairil Anwar
Aku
Kalau sampai waktuku‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Tidak ada komentar:
Posting Komentar